Pendiri GO TRI Menilai Tri Adhianto – Haris Memiliki Program Yang Relevan Dan Mudah Di Wujudkan Jika Menang Di Pilkada

Pendiri GO TRI Menilai Tri Adhianto – Haris Memiliki Program Yang Relevan Dan Mudah Di Wujudkan Jika Menang Di Pilkada

Jabarpedia.id, Kota Bekasi – Pendiri Relawan GO TRI, Syahrul Ramadhan menilai pasangan calon Tri Adhianto – Haris Bobihoe dinilai sebagai pemimpin tepat pilihan Warga Kota Bekasi.

Menurutnya Tri Adhianto dan Haris memiliki program yang relevan dan mudah diwujudkan bila terpilih jadi Paslon kepala daerah Kota Bekasi “Tidak perlu menunggu waktu lama untuk mewujudkan visi misi bila mereka terpilih. Yang relevan misalnya bagaimana melanjutkan keberlangsungan pembangunan, menjadikan Bekasi keren,” ungkapnya

“Keren dalam bidang SDMnya, kesehatan, pendidikan, pembangunan infrastruktur. Serta memajukan ekonomi kreatif gitu, itu bagus. Singkat, dan jelas. program yang relevan gampang dicerna,” sambung pria yang akrab disapa buluk

Dirinya menuturkan sejatinya kampanye menjadi ajang bagi pasangan calon untuk makin mengakrabkan diri dengan masyarakat. Mengenalkan program unggulan hingga visi-misinya ketika terpilih.

“Visi misi yang baik sebenarnya harus mampu menjawab permasalahan, bukan sekedar jargon, tidak fokus dan realistis. Kota Bekasi ke depan memiliki tantangannya tersendiri. Sampai saat ini ketiga paslon di Kota Bekasi telah punya program unggulan. Untuk pasangan Tri Adhianto dan Haris Bobihoe memiliki visi misi yang rerealistis,” tegasnya.

Dimana ini tercermin ketika Tri Adhianto dan Haris Bobihoe ingin menyelesaikan layanan dasar bagi masyarakat di bidang infrastruktur, kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Mereka tidak ingin terjebak dengan retorika yang sejatinya tidak bisa dijalankan, karena tidak realistis.

“Sesuatu yang tak realistis ketika ada Paslon yang menawarkan program dalam bentuk nilai uang, misalkan sekian ratus juta untuk RT RW, sekian milyar untuk a dan B. Suatu program yang terus terang tidak terlalu mendidik dan sebuah tawaran yang pragmatis,” ujarnya.

Dirinya berpendapat, kalaulah visi hanya menawarkan nominal uang maka seolah-olah pilkada hanyalah arena distribusi sumber daya yang pragmatis pada masyarakat. Jangan sampai karena para paslon ingin populis, sehingga setiap program seolah-olah harus pro rakyat dan harus menawarkan uang, suatu cara berfikir yang amat keliru dalam teori perencanaan apapun.

“Program itu harus diterjemahkan, jangan sekadar kalimat-kalimat indah yang tak bersentuhan dengan bumi,” tuturnya.

“Namun saya berkeyakinan meyakini masyarakat sudah memiliki pengetahuan dan kecerdasan alamiah. Bahwa dari pilkada ke pilkada, masyarakat sudah memahami mana yang benar-benar nyata atau hanya berbentuk janji semata. Kecerdasan alamiah itu kemudian juga mesti disadari oleh para paslon dan tim suksesnya. Sebab kalau tidak, mereka akan terkejut ketika melihat hasil pilkada nanti,” tandasnya.

Share this content:

Post Comment